Pemerintah Suriah mengutuk keputusan Liga Arab menghentikan misi pemantaunya di negeri itu.
Menurut Liga Arab keputusan mereka dipicu oleh makin tingginya aksi kekerasan dalam beberapa hari terakhir di Suriah, sementara menurut penguasa setempat putusan itu merupaka upaya untuk menggiring tekanan yang makin kuat terhadap intervensi asing ke dalam negeri mereka.
Dewan Keamanan PBB saat ini tengah menimbang menerbitkan sebuah rancangan resolusi terhadap Suriah.
Sebuah tim utusan Liga Arab akan datang ke New York pekan ini untuk menyampaikan pandanganya di depan sidang Dk PBB.
Suriah mengatakan pihaknya terkejut dengan keputusan penghentian misi pemantau ini dan melihat putusan itu patut "disesalkan".
"Akan ada dampak negatif akibat putusan ini serta memberi tekanan terhadap sikap (DK PBB) dengan tujuan mengundang intervensi asing dan membawa kelompok bersenjata agar kekerasan makin marak," tuding sebuah pernyataan resmi pemerintah yang disiarkan di TV milik negara, SyriaTV.
Misi Liga Arab dibentuk Desember lalu untuk memantau ketaatan Suriah terkait sebuah rancangan untuk mengakhiri pertumpahan darah dalam aksi demo menentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Negeri-negeri Arab anggota Liga Selasa lalu memutuskan untuk memperpanjang misi pemantau sepanjang sebulan lagi.
Sejak saat itu kelompok konservatif memperkirakan sudah 200 warga sipil Suriah tewas akibat kekerasan.
Di tangan PBB
Karena makin meningkatnya aksi kekerasan, sejumlah negara Arab termasuk Arab Saudi, memutuskan untuk menarik utusannya dalam misi pemantau hingga akhirnya Sabtu kemarin Liga memutuskan menghentikan kegiatan misi pemantaunya sama sekali.
Aksi demo anti pemerintah Suriah
Sejak selasa lalu, opoisisi mengklaim sedikitnya 200 orang tewas akibat kekerasan.
Menurut organisasi ini para pemantaunya akan tetap berada di hotel tempat mereka menginap di Suriah saat ini.
"Akibat makin kritisnya situasi yang memburuk di Suriah dan terus berlanjutnya aksi kekerasan... diputuskan untuk segera menghentikan kerja misi Liga Arab di Suriah," kata Sekjen Liga, Nabil el-Arabi.
Kelompok oposisi mengatakan keberadaan misi pemantau itu sejak awal dipakai pasukan pemerintah sebagai alasan untuk mengulur waktu.
Fokus internasional nampaknya kini beralih ke sidang DK PBB, dimana muncul isu akan dilakukan pemungutan suara untuk meloloskan terbitnya sebuah rancangan resolusi terhadap Suriah dalam beberapa hari ke depan, meski masih ditentang Rusia.
Dewan akan bertemu pekan ini untuk membahas rancangan yang disiapkan negara Arab, Inggris, Prancis dan Jerman itu.
sumber : Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar